Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Asian Waterbird Census

Di balik paper: Catatan ketinggian baru

Halaman pertama paper Setelah 2022 vakum tanpa paper, akhirnya saya bisa punya lagi di 2023. Nyaris nggak punya sebenarnya, karena meski dicantumkan dalam edisi Juli bernomor 32(1), papernya terbit di awal 2024. Maksud hati ingin paper yang mencatat ketinggian baru beberapa jenis burung di Jawa itu (silahkan unduh di sini ) bisa terbit di 2022 mengiringi buku panduan. Dalam buku, draf paper sudah dipakai dengan sitasi tertulis in prep. Tapi, apa daya. Berbahasa Indonesia tidak menjamin paper hasil keroyokan itu bakal gampang terselesaikan. Begitu menerima hasil tinjauan, dua peninjau atau reviewer bertanya dan meminta tambahan penjelasan mengenai mengapa fenomena itu bisa terjadi. Paper harus dikembangkan dengan menguraikan alasan-alasan yang memungkinkan. Sungguh di luar dugaan. Karena umumnya, paper hasil pengamatan insidental hanya menguraikan hasil observasi dan hal-hal yang membuatnya menjadi penting atau bernilai kebaruan. Tidak sampai menganalisa penyebab fenomena yang

AWC 2022: Muara Sebakung, Pekalongan

Adin di pematang menuju muara Demi melihat sungai-sungai dari Pegunungan Serayu Utara bermuara, saya dan Adin mendatangi ujungnya Kali Sengkarang, 17 Januari 2022. Selain karena penasaran, kunjungan ke pesisir Pekalongan ini jadi ajang kami mengikuti sensus burung air se-Asia atau Asian Waterbird Census. Kali Sengkarang merupakan sungai besar di Petungkriyono barat. Mengalir sepanjang 52 kilometer, hulunya berada di dua titik: Simego dan Tlogopakis. Keduanya berada pada ketinggian di atas 1.000 meter. Dalam perjalanan menuju hilir, banyak lagi kecamatan yang dilintasi, macam Lebakbarang dan Karanganyar. Aliran Sengkarang kemudian mewadahi sungai-sungai kecil yang bergabung. Beberapa yang cukup besar, mencakup Kali Wisnu dan Kali Kumenyep di barat. Sementara dari timur, bergabung Kali Blimbing, Kali Kuluran, dan Kali Welo. Pertemuan antara Kali Sengkarang dan Kali Welo itu menjadi yang paling akhir. Ditandai dengan keberadaan Bendungan Kletak di Kedungwuni. Seluruh sungai itulah yang me